13 Maret 2009

Tabalong, sebuah Penderitaan kah ???


Masing masing nama daerah pasti mempunyai arti. Asal muasal nama suatu daerah bisa tercipta dari suatu peristiwa, diberikan oleh seorang pemimpin, atau dari kebiasaan rakyat menyebut nama tempat.
Misalnya Jakarta, berasal dari kata “Jaya Karta” yang artinya Negara yang Jaya. Nah seru kan? Namanya penuh arti. Kemudian Banjarmasin, berasal dari kata “Bandar Masih” yang artinya Bandar atau pelabuhan yang dikelola oleh Patih Masih pada masa kerajaan. Kemudian namanya terpeleset kebiasaan menyebutnya menjadi Banjarmasin.
Kemudian negeri kita disebut Nusantara artinya Negara yang terdiri dari banyak pulau. Wiuh banyak deh pokoknya kalau mau disebutkan satu-satu. Pembaca juga pasti punya sebutan-sebutan tempat lain yang mempunyai arti.

Aku kemudian kebetulan membaca literature asal kata TABALONG (salah satu kabupaten di Kalimantan selatan) di www.wikipedia.org, berikut kutipannya :

Legenda tentang terciptanya nama Tabalong menurut hikayat lisan dari mulut ke mulut yang tersebar sejak tahun empat puluhan, ialah seperti yang di tulis seniman Tabalong dalam buku antologi puisi "Duri-duri Tataba" tahun 1996 yang di terbitkan Dewan Kesenian Daerah (DKD) Tabalong, menyebutkan bahwa terwujudnya sebutan Tabalong yaitu bermula dari para perambah hutan yang mencari ladang dan huma hingga kakinya terinjak duri-duri Tataba, sejenis pohon yang seluruh batangnya penuh berduri keras, jenis tanaman ini mempunyai akar Tunjang dan berbuah hanya menjadi makanan burung-burung hutan. Mereka menjerit (dalam bahasa Banjar Hulu, dikatakan "Jerit" sama dengan Tahalulung atau sama dengan melolong), karena kesakitan terkena duri-duri Tataba, inilah akhirnya menjadi penyebutan "TABALONG". Artinya terinjak duri Tataba…..jadi Tahalulung menjadi nama …"Tabalong".

Saya jadi bertanya, benar gak sih demikian. Atau hanya sekedar justifikasi alias pembenaran saja. Jangan-jangan istilahnya ‘daripada tidak ada cerita asal nama daerah lebih baik dibuat cerita yang ngepas-pasin supaya cocok dengan asal kata nama Tabalong’.
Point penting dari literature wikipedia tersebut yang harus digarisbawahi adalah :
- Nama tersebut berasal dari hikayat lisan
- Duri tataba
- Tahalulung
- Tidak ada arti yang signifikan / berarti
Pertanyaannya adalah :
Tidak adakah literature lain. Misalnya dari dokumen-dokumen jaman penjajahan. Kenapa harus dari hikayat lisan mulut ke mulut. Inikan sangat lemah, lagipula daerah ini tidak mempunyai cerita rakyat yang menceritakan terjadinya peristiwa perambah hutan yang terinjak duri tataba kemudian menyebut bahwa nama daerah ini berasal dari peristiwa tersebut.
Kemudian masalah duri. Duri kan sangat banyak, apa kebetulan saja duri tataba? Ada duri rukam, duri ku’u atau pu’u dan banyak lagi yang lainnya.
Terkait dengan peristiwa terinjak duri tataba dan kemudian tahalulung, lantas dengan itu kemudian merupakan asal nama Tabalong? Masa sih nama suatu daerah mempunyai arti yang tidak penting sekaligus menyedihkan seperti ini. Kalau saya artikan Tabalong adalah sebuah penderitaan yang tidak bisa dicari jalan keluarnya selain minta tolong. Iya kan. Sesuai dengan literature di atas.
Saya jadi tidak setuju dengan itu. Saya yakin Tabalong pasti ada makna lain deh.
Sebenarnya agak takut juga nih mengkritisi hal yang berkaitan dengan daerah. Takutnya nanti malah diborgol oleh yang berwajib. Tapi tujuan mengkritisi tidak untuk mendiskreditkan, hanya ingin mencari kebenaran saja. Jika saya yang salah, itu karena kekurangan ilmu dan pengetahuan yang saya miliki.
Catatan kecil ini hanya untuk saling berbagi. Hanya sekedar uneg-uneg tanpa ada muatan politis maupun social.


9 komentar:

Anonimmengatakan...

Ya rasa ya aneh juga asal namaya, tapi kita sebagai masyarakat yg br lahir wajib tau arti nama daerahya

Anonimmengatakan...

ogt....
mm....
baru tau eh...
asyik juga nih ada informasi disini...

saling berbagi ya...

^_^

Anonimmengatakan...

he he he he he
orang tabalong ya?
saya orang palangkaraya KALTENG

MATAP boss
teruskan analisis ini
supaya ada kepuasan tersendiri

nasrudin ansori mengatakan...

kemajuan suatu kota tetap akan berkembang tanpa peduli apa namanya.
mari kita bangun banua kita semua.

Anonimmengatakan...

asik jua kisahnya wal ai....
umpat baburinix ha jua

Anonimmengatakan...

wah hebat nih, saya sendiri ga tau arti dan sejarah tanah kelahiran saya di Majalengka hihihi

Anonimmengatakan...

Asal usul nama “ Tabalong “ adalah nama sebuah Sungai, yang mengalir disepanjang Kabupaten Tabalong.
Menurut cerita yang saya terima dari Guru Maslan (Alm), sewaktu saya sekolah di tahun 1960 an waktu itu disebut Sekolah Rakyat (SR) Murung Pudak 2 sekarang menjadi SDN Panca Bakti.
Cerita beliau masih segar dalam ingat saya walaupun sudah 50 tahunan yang lalu, bahwa dahulukala Sungai tersebut dipenuhi oleh Enceng gondok (Bhs. Latin “ Eichhomia Crassipes “ atau Bhs. Banjar “ Ilung “).
Karena sungai dipenuhi atau tebal (Bhs. Banjar “ Tabal “) dengan Ilung, oleh masyarakat menamakan sungai dengan nama “ Sungai Tabalong “.
Oleh masyarakat yang mendiami dipinggiran sungai, dengan bergotong royong membersihkan Ilun-ilung yang menyelimuti sungai tersebut..
Hal ini saya sempat menyaksikan sendiri di tahun1950 an dan tahun 1960 an masih ada sisa ilung-ilung yang mengalir dialiran sungai Tabalong.

Adapun asal nama Tabalong dalam buku Antologi Puisi “ Duri-duri Tataba “ diceritakan bahwa perambah hutan tajajak (terinjak) duri tataba lalu tahalulung (Menjerit kesakitan) sehingga menjadi nama “ Tabalong “ .

Mengenai Pohon duri Tataba sudah saya tanyakan kepada orang-orang tua, sampai sekarang tidak ada yang tahu mengenai Pohon duri tataba, atau pernah melihat pohon Tataba. Seumpama tahu, bagaimana pohon tataba tersebut ? dan jikalau ada, apa memang berduri ??. Karena tidak ada yang tahu sehingga saya sempat tanyakan kepada Bpk. H. Drs. Rahman Ramsyi,M.Si. (Bupati Kab. Tabalong sekarang) juga beliau tidak tahu, apa itu pohon Tataba ?

Semoga apa yang saya sampaikan ini menjadi khazanah buat generasi muda atau generasi yang akan datang terutama buat cucu-cucuku agar tahu asal mula nama “ Tabalong “. Wassalam. H. Mahadi Supian – Simpang 4 Murung Pudak.

Anonimmengatakan...

Asal usul nama “ Tabalong “ adalah nama sebuah Sungai, yang mengalir disepanjang Kabupaten Tabalong.
Menurut cerita yang saya terima dari Guru Maslan (Alm), sewaktu saya sekolah di tahun 1960 an waktu itu disebut Sekolah Rakyat (SR) Murung Pudak 2 sekarang menjadi SDN Panca Bakti.
Cerita beliau masih segar dalam ingat saya walaupun sudah 50 tahunan yang lalu, bahwa dahulukala Sungai tersebut dipenuhi oleh Enceng gondok (Bhs. Latin “ Eichhomia Crassipes “ atau Bhs. Banjar “ Ilung “).
Karena sungai dipenuhi atau tebal (Bhs. Banjar “ Tabal “) dengan Ilung, oleh masyarakat menamakan sungai dengan nama “ Sungai Tabalong “.
Masyarakat yang mendiami dipinggiran sungai, berusaha dengan bergotong royong membersihkan Ilun-ilung yang menyelimuti sungai tersebut.
Hal ini saya sempat menyaksikan sendiri di tahun1950 an dan tahun 1960 an masih ada sisa ilung-ilung yang mengalir dialiran sungai Tabalong.

Adapun asal nama Tabalong dalam buku Antologi Puisi “ Duri-duri Tataba “ diceritakan bahwa perambah hutan tajajak (terinjak) duri tataba lalu tahalulung (Menjerit kesakitan) sehingga menjadi nama “ Tabalong “ .

Mengenai Pohon duri Tataba sudah saya tanyakan kepada orang-orang tua, sampai sekarang tidak ada yang tahu mengenai Pohon duri tataba, atau pernah melihat pohon Tataba. Seumpama tahu, bagaimana pohon tataba tersebut ? dan jikalau ada, apa memang berduri ??. Karena tidak ada yang tahu sehingga saya sempat tanyakan kepada Bpk. H. Drs. Rahman Ramsyi,M.Si. (Bupati Kab. Tabalong sekarang) juga beliau tidak tahu, apa itu pohon Tataba ?

Semoga apa yang saya sampaikan ini menjadi khazanah buat generasi muda atau generasi yang akan datang terutama buat cucu-cucuku agar tahu asal mula nama “ Tabalong “. Wassalam. H. Mahadi Supian – Simpang 4 Murung Pudak.

Unknown mengatakan...

Kalau menurut hemat saya, arti kata tabalong tak lepas dari unsur dasar melayu dalam hal ini adalah "luang." Kata dasar ini kemudian diserap bahasa Banjar menjadi "baluang" yang artinya berpeluang, ada lobang menganga, atau hamparan tanah kosong. Penggunaan prefiks ta menunjukkan unsur "ter" atau kata kerja negatif. Sehingga, terbacalah "terbaluang" yang artinya lahan yang terhampar di depan mata. Dalam logat melayu, diftong "uang" sering dibaca "ong" sepertj pada kata kaluang (minangkabau) menjadi kalong (betawi).

Posting Komentar

Terima kasih komentarnya.Let's Share Together...

 
© Copyright by Kelua Gaul :: Informasi Banua Seputar Budaya, Ekonomi, Sosial, Agama dan Pendidikan  |  Template by Kelua Gaul