01 Maret 2009

Peringatan Maulid Nabi SAW, sebuah Tradisi BASIH

Rasanya badan ini masih penat. Tadi siang habis kecapean mengikuti acara Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di desa saya, yakni Ampukung. Peringatan Maulid di desa ini juga di desa-desa wilayah Pahuluan punya tradisi berbeda.
Acara Seremonial ini sudah mentradisi sejak lama, tradisi ini disebut dengan Maulid BASIH. Aku belum sempat meneliti Asal kata Basih serta pengertiannya seperti apa. Namun gambaran umum tradisi ini adalah sebagai berikut :




PERTAMA, acara seremonial ini dipusatkan di tempat ibadah baik mesjid maupun langgar.
KEDUA, Setiap rumah yang ada di desa tersebut mengundang sanak saudara maupun rekan yang ada di desa atau tempat lain.

KETIGA. Orang yang diundang pertama kali bertamu ke tempat orang yang mengundang. Di sana disuguhi makanan selamat datang sekaligus pembuka. Ada pula beberapa rumah yang menyenggarakan pembacaan syair-syair maulid sebelum acara seremonial di tempat ibadah.
KEEMPAT. Para undangan kemudian berangkat ke tempat ibadah, setelah acara pembukaan di rumah undangan selesai untuk mengikuti acara peringatan Maulid.Biasanya yang mengikuti hanya laki-laki.
KELIMA. Para Undangan adalah terdiri dari laki laki maupun perempuan, anak anak maupun orang dewasa. Para perempuannya tinggal di rumah pengundang.
KEENAM. setelah acara di Mesjid atau di langgar tersebut selesai para undangan kembali ke rumah orang yang telah mengundangnya untuk menyantap sajian makan siang.


Itu adalah gambaran umum. Hal yang dapat dirasakan dalam tradisi ini bahwa moment ini merupakan Seremonial Plus. Bila kita teringat dengan hari raya baik Idul Adha maupun Idul Fitri suasana eforianya persis sama. Sanak saudara, teman,orang tua dan anak saling kumpul di waktu yang sama.

Selain nilai dari peringatan Maulid Nabi itu sendiri, nilai yang terpenting adalah silaturahmi. Ada sebuah lelucon tentang silaturahmi :

"Pada hari Raya Idul Fitri keluarga A berharap keluarga B datang bersilaturahmi ke tempatnya. Keluarga B juga Berharap keluarga C datang ke rumahnya. Sayangnya keluarga C berhalangan datang ke rumah B dan Keluarga B urung berangkat ke rumah A karena seharian menunggu keluarga C datang ke rumahnya"

Lho kok. Bukan sebagai pembanding, hanya ingin menggambarkan bagaimana suasana peringatan BASIH layaknya seperti hari raya. Seluruh keluarga sanak handai taulan bisa berkumpul di rumah. Senang rasanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih komentarnya.Let's Share Together...

 
© Copyright by Kelua Gaul :: Informasi Banua Seputar Budaya, Ekonomi, Sosial, Agama dan Pendidikan  |  Template by Kelua Gaul